Kalian boleh bilang saya sok nasionalis atau apa terserah. Tapi untuk hal-hal seperti ini, dimana kita diberi kesempatan untuk bangga, dan bersatu sebagai sebuah Negara yaitu Indonesia, nasionalisme bagi saya harga mati. Teman bisa jadi lawan dan Musuh bisa jadi kawan.
Kemarin, Indonesia bersatu. Sepanjang jalan tidak ada tempat dimana TV yang terpasang bukanlah sepakbola. Semua menyaksikan bagaimana 11 pejuang garuda mati-matian berusaha menjebol gawang lawan. Mulai dari anak kecil sampai ibu-ibu berjilbab, semua mata ke arah TV. Gak peduli ras, agama, kasta, semua meneriakkan satu kata : “INDONESIA.”
Terus kalian dengan entengnya menulis ‘hidup Malaysia’ ketika semua rakyat tengah bersatu seperti ini? Sekarang siapa yang menjadi pengkhianat bangsa? Apa masih bisa kalian bilang Negara ini yang mengkhianati kalian? Negara yang mana? Negara tempat kalian cari uang? Negara tempat kalian tinggal? Negara tempat kalian dibesarkan? Negara yang kalian pakai bahasanya setiap hari? Negara mana? Sekarang coba pertanyaan nya dibalik. Apa yang sudah kalian lakukan untuk Negara ini? Saya ga berkata sebagai orang yang telah memberikan kontribusi banyak sama Negara ini. Saya tau saya belum jadi apa-apa. Belum jadi siapa-siapa yang bisa ‘merubah’ Negara ini. Tapi apakah sesusah itu memberikan dukungan kepada orang2 yang tengah berjuang demi membuka mata rakyat bahwa masih ada yang masih bisa kalian banggakan dari Negara ini?
Memang kalian punya hak untuk bicara. Tapi tolong hargai perasaan orang-orang yang baca. Kalian tinggal disini. Masih cari makan disini, Pacar kalian pun orang sini. Sesusah itu ya menghargai apa yang memang jati diri kalian? Kalau kalian untuk sekedar memberikan dukungan saja tidak bisa. Jati diri bangsa terlihat dari sikap dan perbuatan. Kalau kalian seperti ini, gimana Negara ini mau dilihat dunia?
Mungkin kalian bilang tulisan ini sampah,Sok nasionalis,Gak penting,Kebawa euphoria AFF, dll, dsb. Tapi ini uneg2 saya. Mungkin saya juga tidak menunjukkan apa-apa. Saya hanya jago ngomong saja, ga bisa kasih bukti. Tapi yang saya tau, saya bangga melihat pejuang Garuda kemarin. Mereka mati-matian. Gak menyerah sedetik pun sampai peluit akhir ditiup wasit. Nasuha & Ridwan membuktikan bahwa Khairul Fakhmi bisa ditaklukkan. Gol nya indah. Dari 7 pertandingan, kita hanya kalah sekali. Sayang, kekalahannya di momen krusial. We won the battle, but we lost the war. Garuda did fights back. Like a warrior (@pandji said). And we proud.
Suporter kita pun gak kalah bikin bangga. Mereka yang nonton di SUGBK harus lapang dada ngeliat Malaysia, Negara yang hampir selalu mengklaim semua milik kita, meraih gelar yang tinggal selangkah lagi kita rebut. Musuh abadi kita sendiri, merayakan kemenangan di stadion kebanggaan Indonesia, dan tidak ada satupun yang melempar petasan ke dalam lapangan. Tidak ada kerusuhan. Semua bangga dan menghargai para pejuang garuda. SALUT! We are better. J
Terima kasih, Riedl.
Terima Kasih, TimNas.
Kalian buat Indonesia bersatu kemarin malam. Dan ini merupakan kemenangan yang lebih berarti daripada sekedar piala. J